Pages

Kamis, 11 Oktober 2012

Laporan Praktikum Fisika Viscositas Zat Cair

1.    PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Viscositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya (Sears, 1982).
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda (Budianto, 2008).

1.2  Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair adalah untuk mengetahui viskositas zat cair berdasarkan hukum stokes.
Tujuan dari praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair adalah untuk menentukan koefisien  zat cair madu, glyserin dan minyak goreng


  
2.    TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Definisi Viscositas
Viscositas adalah fenomena transpor ketiga yang berlaku untuk gas (dan untuk fluida secara umum) (Alonso, 1994).
Viscositas dalam istilah orang awam adalah ukuran kekentalan suatu cairan. Semakin besar nilai viscositas maka semakin besar pula kekentalan cairan tersebut. Secara umum viscositas terdapat pada fluida seperti zat cair dan gas (Suciati, 2008).
Viscositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya gesek. Viscositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan (Erizal, 2010).

2.2  Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang menempati ruang dan zat yang dapat mengalir. Dalam hal ini fluida adalah zat gas dan zat cair. Viscositas lainnya ada fluida riil atau fluida nyata (Fluida yang kita temui sehari-hari) (Lohat, 2009).
Fluida adalah suatu zat yang bentuknya dapat berubah secara kontinu akibat gaya geser pada benda padat. Gaya geser manyebabkan terjadinya perubahan bentuk atau deformasi, yang tidak berubah besarnya selama gaya yang bekerja ini besarnya tetap. Akan tetapi, baik Fluida Viskos maupun encer akan mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap bagian lainnya bila ada gaya geser yang bekerja padanya. Jadi dapat dikatakan bahwa fluida tidak dapat menahan gaya geser (Hariyono, 1983).
Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang sesuai dengan bentuk yang mengandung pembuluh. Volume cairan menempati dan pasti memiliki permukaan bebas, sedangkan suatu massa gas berkembang sampai menempati semua bagian dari setiap kapal (Gilles, 1986).

2.3  Hukum Poiseville
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah N S/m2 = Pas (Pascal Sekon), satuan cgs (centimeter gram sekon). Untuk koefisien viscositas adalah dengan S/cm2 = Poise (P). Satuan Poise digunakan untuk mengenang seorang ilmuwan peranan yaitu Jean Louis Matle Poiseville (Sutrisno, 1981).
Hukum Poiseville menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa (Reynold, 2000).

2.4  Hukum Stokes dan Kecepatan Terminal
Hukum Stokes adalah tentang gerak bola dalam fluida yang kental yang melalui viscositas menimbulkan gaya gesek sebesar F = -Gph rV dimana h = viscositas fluida dan r = radius bola (Administrator, 2008).
Hukum Stokes adalah dasar dari viscometer jatuh bola, dimana fluida stasioner dalam tabung gelar vertical yang dapat diukur dengan waktu yang dibutuhkan untuk dua tanda Po tabung (Djojodiharjo, 1983).
Kecepatan terminal adalah sebuah benda yang jatuh bebas dalam fluida kental. Selama gerakannya, pada benda tersebut bekerja tiga buah gaya. Gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang (Souja, 1998).
Kecepatan terminal adalah kecepatan konstan yang dialami suatu objek yang jatuh bebas karena pengaruh gravitasi dan gaya hambatan udara. Dimana disini : gaya tarik gravitasi (Fg) = gaya lambat udara (Fd) (Tinler, 1998).




3.    METODOLOGI


3.1  Alat dan Fungsi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair adalah :
·         Gelas ukur 1000 ml                 : sebagai wadah gliserin, minyak goreng                                                                     dan madu
·         Jangka Sorong                        : untuk mengukur diameter luar dan dalam                                                                 dari gelas ukur
·         Mikrometer Sekrup                 : untuk mengukur diameter bola besi
·         Bola besi                                  : sebagai parameter viscositas
·         Meteran atau penggaris          : untuk mengukur ketinggian gelas ukur                                                                      pada jarak 20 cm dan 30 cm
·         Magnet                                    : untuk mengambil bola besi dari gelas ukur
·         Nampan                                  : sebagai wadah alat dan bahan
·         Timbangan digital matler         : untuk mengukur berat bola besi dengan                                                                    kelelitian 10-4
·         Stopwatch                               : untuk mengukur waktu pengamatan.
·         Karet gelang                            : untuk menandai jarak 20 dan 30 cm pada                                                                 gelas ukur
·         Tali                                           : untuk mengikat magnet

3.2  Bahan dan Fungsi
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair adalah :
·         Madu                                       : sebagai bahan yang diuji viscositasnya
·         Minyak goreng                        : sebagai bahan yang diuji viscositasnya
·         Gliserin                                    : sebagai bahan yang diuji viscositasnya
·         Tissue                                      : untuk membersihkan alat


3.3  Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan zat cair minyak goreng, madu dan gliserin

Ditimbang bola besi dengan Timbangan Digital Matler

Diukur bola besi dengan Mikrometer Sekrup

Diukur diameter gelas ukur menggunakan Jangka Sorong

Diukur jarak 30 cm dan 20 cm dengan karet

Dimasukkan bola besi ke gelas ukur
         
Dihitung waktu dengan stopwatch


 Diambil bola besi dengan magnet

Dicatat

Hasil



4.    PEMBAHASAN

4.1  Data Pengamatan

No
Fluida
Massa
Bola (gr)
ρ0
(gr/cm2)
R
(cm)
R
(cm)
Jarak
(cm)
Waktu
(s)
Vg
(cm/s)
ƞ (gr/cm)
1
Madu
0,432
0,9
3,21
0,026
20
1,34
15,21
67,6 . 10-4
30
2,25
13,59
77,6 . 10-4
2
Gliserin
0,432
1,3
3,21
0,026
20
0,5
40,76
27,04 . 10-4
30
1,2
25,475
40,56 . 10-4
3
Minyak Goreng
0,432
0,9
3,21
0,026
20
0,31
65,74
16,22 . 10-4
30
0,59
51,81
20,28 . 10-4

4.2  Perhitungan Data
·         Diameter bola besi
       = bola besi . g
       = 0,342 . 10
= 4,32 g
·         Diameter dalam gelas ukur
= diameter luar - tebal tabung
= 6,44-0,02
= 6,42 cm
·         Jari-jari dalam tabung
= ½ . diameter bola besi
= ½ . 0,0521
= 0,02605 cm
·         Perhitungan kecepatan terminal
a)    Madu
Ketinggian 20 cm, waktu = 1,34 s
15,21 cm/s
Ketinggian 30 cm, waktu = 2,25 s
13,59 cm/s

b)    Gliserin
Ketinggian 20 cm, waktu = 0,5 s
40,76 cm/s
Ketinggian 30 cm, waktu = 1,2 s
25,475 cm/s

c)    Minyak goreng
Ketinggian 20 cm, waktu = 0,31 s
65,76 cm/s
Ketinggian 30 cm, waktu = 0,59 s
51,81 cm/s

·         Perhitungan Viskositas
a)    Madu
Ketinggian 20 cm, waktu = 1,34 s
67,6 . 10-4 Poisse
Ketinggian 30 cm, waktu = 2,25 s
77,06 . 10-4 Poisse

b)    Gliserin
Ketinggian 20 cm, waktu = 0,5 s
27,04 10-4 Poisse
Ketinggian 30 cm, waktu = 1,2 s
40,56 10-4 Poisse

c)    Minyak goreng
Ketinggian 20 cm, waktu = 0,31 s
16,22 . 10-4 Poisse
Ketinggian 30 cm, waktu = 0,59 s
20,28 . 10-4 Poisse

4.3  Analisa Prosedur
Pada praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair, pertama disiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang digunakan adalah gelas ukur, jangka sorong, bola besi, mikrometer sekrup, timbangan digital matler, meteran, karet, stopwatch, nampan, magnet dan tali. Sedangkan bahan yang digunakan adalah madu, minyak goreng, gliserin dan tissue.
Setelah alat dan bahan disiapkan, ditimbang bola besi dengan timbangan digital matler dengan ketelitian 10-4. Kemudian diukur diameter bola besi dengan mikrometer sekrup. Setelah itu diukur diameter dan tebal gelas dengan menggunakan jangka sorong. Lalu gelas ukur diukur pada ketinggian 20 cm dan 30 cm, tandai dengan karet kemudian dimasukkan bola besi pada minyak goreng dan hitung waktu dengan stopwatch pada saat bola besi mencapai ketinggian 20 cm dan 30 cm. Dengan cara yang sama seperti pada minyak goreng, bola besi dimasukkan pada gliserin dan hitung waktunya menggunakan stopwatch pada saat bola besi mencapai ketinggian 20 cm dan 30 cm. Lalu masukkan bola besi pada madu dan hitung waktunya menggunakan stopwatch pada saat bola besi mencapai ketinggian 20 cm dan 30 cm. Kemudian catat hasilnya.
Kemudian menghitung kecepatan terminal yang dilambangkan (Vg) dengan menggunakan rumus :
            
Dimana (h) adalah ketinggian zat cair yang ditempuh bola besi, t adalah waktu yang dibutuhkan bola besi untuk mencapai ketinggian (h), r adalah jari-jari bola besi dan R adalah jari-jari gelas ukur.
     Kemudian menghitung viscositas yang dilambangkan dengan rumus             dimana ρB adalah massa jenis bola besi (7,87 gr/cm3). Sedangkan ρ0 adalah massa jenis zat cair. ρ0 madu dan minyak goreng adalah 0,9 gr/cm3. Sedangkan ρ0 gliserin adalah 1,3 gr/cm3.

4.4  Analisa Hasil
Pada praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair, diperoleh hasil sebagai berikut: waktu yang diperlukan bola besi untuk mencapai ketinggian 20 cm dan 30 cm, berbeda untuk setiap zat cair dan tergantung pada tingkat viscositasnya. Semakin tinggi viscositas, maka gerakan bola besi akan semakin lambat. Semakin rendah viscositas, maka gerakan bola besi akan semakin cepat.
Pada saat bola besi dimasukkan dalam gelas ukur yang berisi minyak goreng, waktu yang diperlukan bola besi untuk mencapai ketinggian 20 cm adalah 0,31 detik, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian  30 cm adalah 0,59 detik. Pada saat bola besi dimasukkan dalam gelas ukur yang berisi madu, waktu yang diperlukan bola besi untuk mencapai ketinggian 20 cm adalah 1,34 detik, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian  30 cm adalah 2,25 detik. Pada saat bola besi dimasukkan dalam gelas ukur yang berisi gliserin, waktu yang diperlukan bola besi untuk mencapai ketinggian 20 cm adalah 0,5 detik, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian  30 cm adalah 1,2 detik.
Dari data yang diperoleh, menandakan bahwa zat cair yang memiliki viscositas paling tinggi adalah madu, sedangkan zat cair yang memiliki viscositas paling rendah adalah minyak goreng.
Hukum viscositas newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viscositas gula tetes dan merupakan contoh cairan yang sangat viskos. Air dan udara mempunyai viscositas yang sangat kecil.




5.    PENUTUP


5.1  Kesimpulan
Dari praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair dapat disimpulkan bahwa :
·      Viscositas adalah fluida yang diberikannya tahanan terhadap tegangan geser fluida.
·      Fluida adalah zat-zat yang berubah bentuk secara kontinue bila terkena gaya geser.
·      Viscositas zat cair yang paling rendah adalah minyak goreng dan viscositas yang paling tinggi adalah madu.

5.2  Saran
Dalam praktikum Fisika Dasar tentang Viscositas Zat Cair diharapkan para praktikan lebih aktif dan lebih teliti dalam melakukan pengukuran atau pengamatan karena sangat menentukan nilai perhitungan koefisien zat cair maupun penghitungan detilnya.




DAFTAR PUSTAKA


Administrator. 2008. http://www.fisikaasyik.com/homecontent/view/64/44/administrator.html.  Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 14.10
Alonso, Marcel and Edward J Finn. 1994. Dasar-dasar Fisika. Erlangga. Jakarta
Budianto, Anwar. 2008. Jurnal: Metode Pembuatan Koefisien Viscositas Zat Cair. http://jurnal.sttbaton.ac.id/pdf. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 14.20
Djodjodiharjo. 1983. Hukum Stokes. ITS. Surabaya
Erizal. 2010. http://ilmufisika.com/fluida. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 15.00
Gilles. 1986. Fluid Mechanics and Hydroulious Survey: Department of Mechanical Engineering University
Hariyono. 1983. Fluida. Bandung: Cu Yarma Widya
Lohat. 2010. Fluida. http://guru_muda.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 19.25
Reynold. 2000. Hukum Poiseville. http://laporanfisika.com/hukum-poiseville/.  Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 18.45
Sears. 1982. Pengertian Viscositas. http://viscositas.co.id. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 18.30
Souja. 1998. Viscositas dan Kecepatan Terminal http://www.lord.edu/faculty/lineseed/ diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 15.15
Suciati. 2008. Viscositas. http://fisikaasik.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 14.30
Sutrisno 1981. Fisika Dasar Mekanika. ITB. Bandung
Tinler, Paul P. 1998. Phsycs. Cambrige Press. United Kingdom

Jumat, 28 September 2012

Batik Probolinggo

batik3.jpg





PROBOLINGGO – Kota Probolinggo mencetak prestasi membanggakan. Batik khas kota yang belum genap enam bulan diseriusi, sudah berhasil menjadi juara dalam lomba citra busana batik gelaran PKK Jawa Timur, Rabu (5/5) lalu.
Dalam lomba yang digelar di gedung Bappeprov Jatim itu, Kota Probolinggo bahkan berhasil menyabet dua prestasi sekaligus di dua kategori yang dilombakan. Desain batik busana malam Ayu Bestari berhasil merebut juara I. Sedangkan desain batik busana casual Semarak Mangga Anggur menyandang juara III.
Untuk lomba itu, Tim Penggerak (TP) PKK Kota Probolinggo menggandeng UKM (usaha kecil menengah) batik yang tergabung dalam paguyuban pecinta dan pembatik setempat. Busana malam menggunakan kain batik Ayu Bestari karya Wasis. Sedangkan busana casual dari kain batik Semarak Mangga Anggur karya Mita. Kain itu didesain oleh Nanik Kastip.
Konsep lomba batik tingkat Jatim itu tidak sekedar fashion show. Melainkan ada presentasi dari masing-masing daerah tentang kain dan desain batik yang dilombakan. Awalnya tim Kota Probolinggo tidak tahu ada presentasi segala. Tak ayal, mereka berangkat terburu-buru.
“Kami telat. Tapi alhamdulillah, juri masih ada di tempat dan kami langsung menyampaikan presentasi tentang dua busana ini. Ditanya macam-macam soal tema, warna, jenis kain dan pewarnaannya,” tutur Nanik Kastip kepada Radar Bromo kemarin.
Presentasi pertama busana casual, kemudian dilanjutkan busana malam. Karya busana malamnya, Kota Probolinggo mengusung busana malam untuk pesta gala. Desain itu dipakai karena kota ini ingin penampilan yang berbeda dari daerah lain.
“Masih banyak masyarakat yang tidak tahu, apa itu pesta gala. Nah, di sini kami ingin menunjukkan itu. Busana itu biasa dipakai saat pesta gala yang dihadiri pejabat dan artis. Pesta yang elegan. Busananya model jubah, di dalamnya ada kemben,” kata Nanik saat ditemui di galeri batik Gachor.
Aturan dalam lomba di TP PKK Jatim tersebut, hanya boleh membawa satu model, tidak boleh lebih. Setelah tampil dengan busana casual, model harus buru-buru berganti busana malam.
Saat pengumuman pemenang, di sanalah rasa pesimis sempat muncul. Karena karya dari 38 daerah di Jatim bagus-bagus. Apalagi batik khas Kota Probolinggo masih seumur jagung. Agak mustahil jika menjadi pemenang di skala Jatim.
“Pesaingnya seperti itu. Banyak batik-batik yang bagus, seperti Madura dan Banyuwangi. Waktu diumumkan jadi pemenang, PKK Kota Probolinggo langsung menangis bahagia. Kami tidak menyangka,” imbuh Nanik.
Mita, pembuat batik Semarak Mangga Anggur tidak menyangka jika desain busana yang dibuat dari batiknya jadi juara III di Jatim. Batik yang dipakai bukanlah batik istimewa, bukan batik yang dipersiapkan untuk dilombakan. Tapi, karya batik yang siap dijual di pasaran.
“Bikin biasa saja. Motif itu saya pilih karena mangga dan anggur adalah ikon Kota Probolinggo. Jadi, batik Kota Probolinggo itu biar ada khasnya. Alhamdulillah bisa menang dan bisa mengharumkan nama kota,” terang Mita.
Sementara, Wakil Ketua TP PKK Kota Probolinggo Kusmiyati Bandyk Soetrisno hadir menyaksikan langsung lomba di Surabaya itu mewakili Ketua TP PKK Rukmini Buchori. Sebab, hari itu Rukmini masih menjalankan tugasnya sebagai anggota komisi VIII DPR RI.
Kusmiyati menerangkan, kegiatan itu digelar oleh pokja I dan pokja III TP PKK Jawa Timur. Temanya pemberdayaan perempuan menuju mandiri. Batik dan desain di daerah-daerah di Jawa Timur dilombakan.
“Lomba ini dilaksanakan untuk mengangkat UKM batik di daerah. Mudah-mudahan batik Kota Probolinggo bisa mewakili provinsi ke tingkat nasional,” kata istri Wawali Bandyk Soetrisno itu.
Atas nama TP PKK Kota Probolinggo, Kusmiyati merasa sangat bersyukur karena bisa berprestasi di Jawa Timur bersaing dengan kota/kabupaten lain. Walaupun masih baru, lanjutnya, batik khas kota angin ini sudah dikenal dimana-mana.
“Mudah-mudahan batik Kota Probolinggo semakin berkembang hingga ke seluruh Indonesia. Karena dengan begitu, UKM di kota semakin maju dan dapat meningkatkan ide dan kreativitasnya,” tuturnya. (fa/yud)
Tulisan ini diambil dari Radar Bromo. Jum’at, 7 Mei 2010.